Font Arial termasuk jenis huruf sans-serif. Banyak digunakan, tapi ada juga yang menghindari. Pasalnya, Arial mempunyai sedikit kekurangan yang dianggap dapat mengganggu kelancaran membaca.
Gunakan Arial
Bagi yang suka kutak-ketik di computer tentu tidak asing lagi dengan huruf atau font Times New Roman dan Arial, karena kedua font tersebut merupakan font standar di Microsoft Windows xp. Times New Roman merupakan font serifnya, huruf berkait, dan Arial merupakan font sans-serif-nya, atau font tanpa kait. Contoh font serif ialah Baskerville, Century, Garamond, Geeorgia. Sedangkan contoh font sans-serif adalah Arial, Tahoma, Trebuchet MS, Verdana. Saya suka font Arial karena bentuk fisiknya sederhana, jelas dan mudah dibaca (readability). Di Fakultas Seni rupa dan Desain (FSRD) Universitas Trisakti, penulisan Skripsi, Pengantar Tugas Akhir dan naskah m.k. Seminar, diharuskan menggunakan font Arial. Sementara itu untuk teks slaid presentasi dianjurkan untuk menggunakan sans-serif, dan font sans-serif yang sering digunakan ialah Arial. Tulisan ini pun menggunakan font Arial.
Hindari Arial
Di samping anjuran menggunakan Arial, ada juga yang menghindari pemakaian Arial. Pasalnya? Mungkin Anda tidak memperhatikan bahwa font Arial mempunyai sedikit kelemahan? Sayapun demikian, sampai pada suatu ketika saya baca tentang font Arial di http://rahard.wordpress.com/georgia-vs-arial/. Di situ dikatakan bahwa pada font Arial huruf "i" besarnya sama dengan huruf "L" kecilnya, sehingga bisa menimbulkan kesulitan membaca tulisan font Arial bila huruf "i" besar berdampingan dengan huruf "L" kecil. Coba perhatikan: "Ilmu", "Ilham", "Illahi". Apa lagi pada tulisan bahasa Inggris, seperti "Illustration", "Illusion", "Illinois", dan yang ini "IIl", coba apa? Gara-gara kelemahan ini ada orang yang menghindari penggunaan Arial, dan beralih ke font sans serif yang lain.
Walaupun sampai sekarang saya tidak mendapat kesulitan dengan kelemahan Arial tadi, atau mendengar keluhan dari teman-teman pengajar atau mahasiswa serta pengguna computer lainnya, saya mencoba mencari font sans serif yang huruf "i" besarnya dapat dibedakan denga huruf "L" kecilnya. Bagi Anda pengguna Arial, yang setelah membaca tulisan ini, menyadari kelemahan Arial dan mau beralih ke font lainnya yang juga sans serif, ada beberapa font yang dapat Anda pilih. Cobalah font Lucida Console, Lucida Sans Typewriter, Verdana, Tahoma, Trebuchet MS. dan masih ada lainnya lagi. Saya sendiri suka Trebuchet MS., tampaknya cantik, fisiknya jelas dan rangkaian hurufnya enak dibaca.
Lambat Tapi Cermat
Arial adalah jenis huruf sans-serif, font tanpa kait. Menurut ilmu perhurufan (tipografi) membaca teks font sans-serif lebih lambat dibandingkan dengan membaca teks font serif. Akan tetapi kecepatan membaca tidak selalu menguntungkan. Bisa berakibat turunnya tingkat konsentrasi sehingga apa yang dibaca hanya sedikit yang terekam dalam otak. Menurut Kusrianto 1, "Membaca sans-serif mata atau perhatian pembaca dituntut untuk berjuang 10% lebih kuat untuk menangkapnya. Untuk itu, diasumsikan bahwa informasi yang mengalir ke otak akan tinggal dan mebekas lebih lama sehingga diperoleh rekaman yang lebih baik"
Sans-Serif Untuk Tulisan Ilmiah.
Sehubungan hal tersebut di atas, saya beranggapan bahwa buku ajar/ buku pelajaran, skripsi/Pengantar Tugas Akhir, laporan penelitian, tulisan ilmiah dan sebangsanya, ditulis dengan font sans-serif. Agar apa yang dibahas di dalamnya dibaca dengan cermat sehungga terekam dengan baik di dalam otak. Kusrianto menambahkan 2, "Trik penggunaan huruf semacam ini, adalah pemaksaan yang baik agar pembaca tanpa ia sadari akan membaca sedikit lebih lama tetapi akan lebih efektif menangkap informasi yang disampaikan."
Sans-Serif vs Serif
Font sans-serif umumnya memiliki bentuk fisik yang jelas bila diproyeksikan pada layar. Ebaliknya, font serif tampilannya tidak sekuat sans-serif bila diproyeksikan pada layar. Terutama bila dilihat dari jarak yang jauh. Hal ini disebabkan bentuk fisiknya yang tebal tipis. Dengan demikian, untuk slaid presentasi disarankan menggunakan font sans-serif, seperti Arial, Verdana, Tahoma, Helvetica.
Memang, naskah dengan menggunakan font serif pada halaman buku lebih enak dibaca dan Nampak indah. Menurut Sihombing 3, "Melihat dari segi fungsinya, serif bertindak sebagai pengait yang secara maya dapat menjembatani ruang antara huruf yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, huruf serif dapat menyebabkan kerja mata menjadi lebih ringan pada saat membaca naskah dengan jumlah kata yang banyak."
"A serifed typeface, such as Palatino, is recommended for printed text. A sans-serif typeface, such as Helvetica, is well suited to projected visuals." Kata Heinich 4.
Menurut saya
Selama tulisannya dalam bahasa Indonesia Arial tidak masalah dengan dengan huruf "i" besarnya. Toh tulisa "Ilmiah" tidak akan dibaca "Llmiah" dan "Ilustrasi" tidak akan dibaca"Llustrasi". Font sans-serif baik digunakan untuk buku ajar/pelajaran, skripsi, tulisan ilmiah, jurnal dsb. Demikian juga untuk slaid presentasi
Bagaimana menurut Anda?
- Kusrianto, Adi. Tipografi Komputer untuk Desain Grafis. Jakarta: Gramedia, 2004
- idem
- Sihombing, Danton. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia 2001
- Heinich, Robert et al. Instructional Media and Technologies for Learning. NY: Merril Prentice Hall, 2002
Apapun kelemahannya, aku suka Arial dan akan tetap pake Arial.
BalasHapus