Minggu, 27 September 2009

Tuntunan Hidup

Maaf Memaafkam

Ucapan “Tiada maaf bagimu” henteu aya dina kamus Islam mah. Amalan ngahapunten mangrupikeun amalan terpuji. Firman Allah SWT. “Perbuatan yang baik dan pemberiaan maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerima) …” (QS Al-Baqarah:263). Sajabi ti eta, Allah SWT. marentahkeun hambana supados janten jalmi pemaaf “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf …”. (QS Al-A’raaf:199).

Sok aya jalmi anu hese maparin maaf atanapi teu kersa maparin maaf, padahal Nabi Muhammad SAW ku anjeun maparin maaf musuh-musuhna, penduduk Mekah, anu parantos ngahina, nyiksa sareng ngusir anjeunna. Namung, sayaktosna hal eta anu ngajantenkeun penduduk Mekah janten simpati ka anjeunna. Salajengna, nungtutan penduduk Mekah lebet Islam, ahirna ngabrul sadayana lebet Islam. Dina hal ieu, firman Allah SWT “… Sekiranya kamu keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu …” (QS Ali Imran:159). Upami ningali kajantenan ieu, miceun rasa benci sareng dendam, sifat maparin maaf secara tulus sareng ikhlas, tiasa nimbulkeun rasa simpati, hormat sareng rasa kacintaan ti jalmi anu dimaafkeun.

Sabtu, 27 Juni 2009

Kartun

Aki-aki Hilapan
(aq2.hi8)

Cuplikan ti Warta Alumni SMA-3 Jl.Jawa, Bandung. Edisi No.9 2007

Rabu, 10 Juni 2009

Tidur dan Hipertensi


Orang paruh baya yang kurang tidur lebih rentan mengalami tekanan darah tinggi. Studi Kristen Knutson dari Universitas Chicago mengungkapkan kehilangan rata-rata satu jam waktu tidur selama lima tahun akan menaikkan risiko tekanan darah tinggi sebesar 37 %.

Tim Knutsen meneliti 578 orang dewasa berusia rata-rata 40 tahun. Mereka lalu mengukur tekanan darah subyek penelitian dan durasi tidur mereka. Rupanya, hanya 1 % dari mereka yang tidur selama 8 jam atau lebih. Rata-rata partisipan tidur selama 6 jam. "Bila Anda bandingkan tidur selama 6 jam dengan 5 jam, mereka yang tidur 5 jam berpotensi 37 % lebih besar mengalami hipertensi," ujar Knutsen.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, orang dewasa membutuhkan 7 – 8 jam waktu tidur (satu hari-satu malam.GS). (Media Indonesia, 10-6-09, Reuters).

______________________________

Gambar : http://1.bp.blogspot.com/

Jumat, 05 Juni 2009

Tiang Masjid Al-Mukarromah Keluarkan Minyak


Kalimantan Selatan dikenal sebagai derah yang banyak menyimpan bukti sejarah perkembangan Islam, salah satu peninggalannya Masjid Al-Mukarromah di Desa Banua Halat Kiri, Kabupaten Tapin. Di bawah ini saya kutipkan berita dari Kompas.com tentang Masjid Al-Mukarromah yang salah satu tiangnnya mengandung misteri.

Masjid ini selalu diminati wisatawan karena salah satu tiang utama penopang masjid yang berarsitektur Banjar itu terus mengeluarkan minyak. Meski masjid itu telah berusia tua, minyak di tiang itu tidak pernah kering.

Setiap wisatawan yang berkunjung ke mesjid tersebut merasa takjub akan fenomena alam itu yang merupakan salah satu tanda kebesaran Allh SWT. Banyak di antara mereka berebut mengelus tiang berminyak tersebut dengan kapas, tisu hingga lembaran uang kertas. Berbagai niat dan permintaan pun mereka utarakan saat mengusap tiang berminyak itu.

"Itu adalah bukti kebesaran Allah SWT. Sebagai mahluk yang lemah, kita hanya bisa memohon kepada-Nya", kata seorang ibu yang berharap agar dengan minyak itu dapat disembuhkan dari penyakit yang dideritanya.

Untuk menuju masjid tersebut, pengunjung dapat menggunakan transportasi darat dari kota Banjarmasin dengan waktu tempuh sekitar tiga jam atau berjarak kurang lebih 120 km.
Pengelola Masjid Al-Mukarromah, Yahya (51) mengatakan, masjid itu memiliki sejarah panjang. Tidak diketahui secara jelas kapan pertama kali dibangun oleh Datu Ujung dari Sumatera. Yang jelas masjid tersebut dibangun untuk kedua kalinya pada tahun 1862 setelah sempat dibakar Belanda.

"Pada saat terbakar, hampir seluruh material bangunan masjid yang terletak di tepian sungai itu habis ludes dimakan si jgo merah. Yang tersisa hanya satu tiang utama yang kini terus mengeluarkan minyak itu". Kata Yahya.

Pada tahun 2008, masjid itu pernah mendapatkan penghargaan Muri karena tercatat sebagai penyelenggara kegiatan Baayun Maulid, ialah tradisi mengayun anak saat bulan Maulid. Jumlah peserta saat itu mencapai 1.544 orang yang diayun di berbagai lokasi di sekitar masjid.

Yahya menjadi pengelola sejak 1988 menggantikan ayahnya Mawi., yang meninggal pada usia 70 tahun dan telah bertindak sebagai pengelola selama 17 tahun.

Keberadaan masjid tua yang terbuat dari kayu ulin atau kayu besi itu banyak menarik perhatian kaum muslimin dari berbagai daerah, terutama pada bulan Maulid. Mereka datang dari berbgai tempat, seperti kota-kota di Pulau Jawa atau sejumlah kota lain di Kalimantan.

________________________
Foto :Masjid Al-Mukarromah = http://rhiel.blogdrive.com/ Foto : Baayun Maulid =http://bp3.blogger.com/

Minggu, 17 Mei 2009

Papan Reklame

Semrawut
Di kota-kota besar pada umumnya, khususnya kota Jakarta, di setiap sudut kota, terutama di tepi jalan-jalan besar, penuh dijejali papan-papan reklame, ballyhoo (papan reklame raksasa), billboard berbagai ukuran, poster, spaduk dan umbul-umbul.
Kalau kita amati, kata Koran Republika (Jum'at 15 Mei), wajah ibu kota kita ini makin sesak dengan papan reklame. Beberapa ukurannya anat besar sehingga menutup jalan masuk cahaya mentari pagi. Layaknya sebuah kota besar, papan-papan reklame tersebut memang sebuah keniscayaan untuk menambah pundi-pundi daerah. Bahkan mungkin bisa menjadi cirri khas dan daya tarik sebuah kota metropolitan. Tapi, bila dipasang semrawut tanpa mengenal tempt, tentu kebablasan namanya.
Keadaan papan reklame di pinggir jalan yang tidak ditata dengan baik, dengan tidak memperhatikan lingkungan, dapat menimbulkan masalah. Tidak saja mengganggu pemandangan serta menghalangi masuknya cahaya matahari pagi tapi juga bisa menimbulkan malapetaka. Terutama bila ambruk di badan jalan diterjang angin kencang.
Sebagai contoh, akibat dihantam angin kencang, tanggal 28 Novenber 2008, papan reklame di depan Cilandak Town Square dan RS.Fatmawati, Jakarta Selatan, roboh ke badan jalan.
Sebulan kemudian, pada 18 Desember 2008, papan reklame di depan Taman Mini Square, Jakarta Timur, juga tumbang. Tahun 2009, tercatat papan reklame Partai Demokrat di jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan, ambruk tanggal 14 Februari, diterjang angin kencang. Bayangkan, kalau papan reklame raksasa rangka besi tersebut tumbang menimpa orang, bangunan atau kendaraan, tentu menimbulkan kerugian besar.


Diganti LCD


Karena keadaan pemasangan papan reklame yang nampaknya sulit dikontrol ini, Pemprof DKI mempunyai ide akan mengganti papan reklame di tepi jalan dengan media layar kaca datar atau liquid crystal display (LCD), Tujuannya selain menata agar wajah kota tidak semrawut, juga untuk meminimalisasi bahaya papan reklame yang sering roboh diterpa angin kencang. Rencananya LCD ini dipadang di gedung tinggi di pinggir jalan.
Penggantian papan reklame ke LCD ini masih dikaji para ahli tata ruang ITB. Kajian diarahkan pada efektivitas penggantian reklame dengan LCD yang akan ditempel di gedung-gedung pinggir jalan. Sementara itu gedung-gedung yang ada sekarang tidak didisain untuk ditempeli LCD. Selain berkaitan dengan estetika juga berhubungan engan konstuksi bangunan.
Di samping itu, kudu dipikirkan juga pengaruhnya terhadap pengendara kendaraan, karena layar LCD yang menampilkan gambar bergerak dan berganti-ganti akan menarik perhatian dan bisa mengganggu konsentrasi. Kalau dipasang di depan pandangan pengemudi masih lumayan, tapi kalau dipasang di gedung di samping jalan? Pengemudi akan melirik ke samping, bisa gawat.

_________________________________________
Foto : Billboard sumber www.mrc.org/ . LCD sumber www.skyscrapercity.com/











Sabtu, 18 April 2009

Dendeng Sapi Isi Babi




Di koran, televisi, radio, santer diberitakan adanya dendeng dan abon sapi haram yang beredar di pasaran. Dendeng dan abon sapi tersebut positif mengandung DNA (asam deokrisibo nukleat) babi/celeng. Hal ini diungkap Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berdasarkan penelitiannya di enam kota, Bandung, Bogor, Jakarta, Jambi, Semarang dan Surabaya.

Setelah dilakukan uji sampel terhadap 35 merek dendeng dan abon sapi, yang terdiri atas 15 dendeng dan 20 abon sapi, ditemukan ada lima merek dendeng dan abon sapi mengandung DNA babi/celeng. Kelima merek dendeng dan abon sapi haram tersebut adalah:

  1. Dendeng/abon sapi Gurih, cap Kepala Sapi, 250 gram. Produsen tidak diketahui
  2. Abon/dendeng sapi, cap Limas. Produsen Langgeng. Salatiga (tapi fiktif)
  3. Abon/dendeng sapi Asli, cap A.C.C. Produsen tidak diketahui
  4. Dendeng sapi Istimewa, merek Beef Jerky Lezaaat. Produksi MDC Food Surabaya
  5. Dendeng sapi Istimewa No.1, cap 999. Produksi S. Hendropurnomo Malang
    Abon/dendeng daging babi, antara lain, bisa dikenali dari serat dagingnya yang lebih lembut. Warnanya juga tampak lebih muda dari produk daging sapi. (Sumber REPUBLIKA, 17 April 2009

Menurut Kepala BPOM, Husniah Rubiana Thamrin, kelima produk haram tersebut mencantumkan nomor pendaftaran produk, tapi nomor tersebut punya perusahaan lain. Produk yang mencantumkan nama produsen, alamatnya tidak jelas. Bahkan ada yang mencantumkan stempel halal dari Majlis Ulama Indonesia (MUI) segala.

Saya pikir, daging yang dipakai bahan dendeng dan abon adalah daging celeng tangkapan dari hutan, harganya murah. Produk tersebut adalah olahan industry rumah tangga. Cuma, bagaimana hal ini bisa terjadi? Bagaimana pengawasannya? Tentu saja pelakunya harus dihukum, karena telah menipu masyarakat. Koq tega, ya.

Senin, 13 April 2009

Salam Islam

Seorang lelaki bertanya kepada Nabi saw. "Bagaimanakah Islam yang baik itu ya Rosulullah?" Rasul menjawab, "Berilah makan kepada orang yang memerlukannya dan ucapkanlah salam baik kepada orang yang sudah kamu kenal maupun orang yang belum kamu kenal". (HR. Bukhari-Muslim).

Salam dalam Islam adalah "Assalaamu'alaikum," yang artinya "semoga kamu sekalian selamat". Ini adalah salam singkat, adapun yang lengkapnya adalah "Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh". Semoga kamu sekalian selamat dan semoga rahmat dan barokah Allah terlimpahkan kepada kamu sekalian. Salam ini dalam bentuk jamak, "kum" artinya kamu sekalian, tapi berlaku untuk tunggal dan jamak, artinya bisa diucapkan pada satu orang atau banyak orang. Bentuk jamak seperti ini merupakan bentuk penghormatan.

Salam dalam Islam merupakan do'a keselamatan dan kesejahteraan dunia dan akhirat, dan mempunyai kedudukan yang sangat penting, sehingga ia dikaitkan dengan proses keimanan dan merupakan tali pengikat silaturrahim. Sabda Rosulullah saw.:
"Demi Dzat yang jiwaku dalam genggaman-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga, sehingga kalian beriman, kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Tidakkah telah aku tunjukkan sesuatu kepadamu yang apabila kalian lakukan, kalian akan saling mencintai, sebarkanlah salam di antara kalian".
(HR. Abu Dawud).

Sholat diakhiri dengan ucapan salam. Setelah kita mengadakan hubungan dengan Allaah, maka kita kembali mengadakan hubungan dengan manusia, diawali dengan mengucapkan salam kepada saudara seiman di sekitar kita.

Orang yang mendahului mengucapkan salam sunnah hukumnya, sedangkan menjawab salam adalah wajib hukumnya. Akan tetapi, orang yang mendahului mengucapkan salam itulah yang utama. Sabda Rosulullah saw.: "Sesungguhnya sebaik-baik manusia bagi Allah adalah yang mendahului yang lain dengan salam".
(HR. Abu Dawud). Menjawab salam hendaklah dengan jawaban salam yang lengkap. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya, "Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan lebih baik atau balaslah dengan yang serupa".
(Q.S.An-Nisa:86)

Salam Islam merupakan do'a, penghormatan, tali pengikat silaturrahim, begitu dalam maknanya. Oleh karena itu, sebagai orang Islam, alangkah baiknya bila salam Islam kita pergunakan di mana saja pada setiap kesempatan dalam pergaulan sehari-hari, di rumah tangga, di lingkungan pemukiman, di masyarakat, di tempat kerja. Dan betapa indahnya bila setiap kita bertemu atau akan berpisah, kita bertegur sapa, saling mendo'akan, saling menghormati, mempererat silaturrahim dengan salam Islam "Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh".






Sabtu, 28 Februari 2009

Arial . Bagi yang Suka Kutak-ketik di Komputer

Font Arial termasuk jenis huruf sans-serif. Banyak digunakan, tapi ada juga yang menghindari. Pasalnya, Arial mempunyai sedikit kekurangan yang dianggap dapat mengganggu kelancaran membaca.

Gunakan Arial

Bagi yang suka kutak-ketik di computer tentu tidak asing lagi dengan huruf atau font Times New Roman dan Arial, karena kedua font tersebut merupakan font standar di Microsoft Windows xp. Times New Roman merupakan font serifnya, huruf berkait, dan Arial merupakan font sans-serif-nya, atau font tanpa kait. Contoh font serif ialah Baskerville, Century, Garamond, Geeorgia. Sedangkan contoh font sans-serif adalah Arial, Tahoma, Trebuchet MS, Verdana. Saya suka font Arial karena bentuk fisiknya sederhana, jelas dan mudah dibaca (readability). Di Fakultas Seni rupa dan Desain (FSRD) Universitas Trisakti, penulisan Skripsi, Pengantar Tugas Akhir dan naskah m.k. Seminar, diharuskan menggunakan font Arial. Sementara itu untuk teks slaid presentasi dianjurkan untuk menggunakan sans-serif, dan font sans-serif yang sering digunakan ialah Arial. Tulisan ini pun menggunakan font Arial.

Hindari Arial

Di samping anjuran menggunakan Arial, ada juga yang menghindari pemakaian Arial. Pasalnya? Mungkin Anda tidak memperhatikan bahwa font Arial mempunyai sedikit kelemahan? Sayapun demikian, sampai pada suatu ketika saya baca tentang font Arial di http://rahard.wordpress.com/georgia-vs-arial/. Di situ dikatakan bahwa pada font Arial huruf "i" besarnya sama dengan huruf "L" kecilnya, sehingga bisa menimbulkan kesulitan membaca tulisan font Arial bila huruf "i" besar berdampingan dengan huruf "L" kecil. Coba perhatikan: "Ilmu", "Ilham", "Illahi". Apa lagi pada tulisan bahasa Inggris, seperti "Illustration", "Illusion", "Illinois", dan yang ini "IIl", coba apa? Gara-gara kelemahan ini ada orang yang menghindari penggunaan Arial, dan beralih ke font sans serif yang lain.

Walaupun sampai sekarang saya tidak mendapat kesulitan dengan kelemahan Arial tadi, atau mendengar keluhan dari teman-teman pengajar atau mahasiswa serta pengguna computer lainnya, saya mencoba mencari font sans serif yang huruf "i" besarnya dapat dibedakan denga huruf "L" kecilnya. Bagi Anda pengguna Arial, yang setelah membaca tulisan ini, menyadari kelemahan Arial dan mau beralih ke font lainnya yang juga sans serif, ada beberapa font yang dapat Anda pilih. Cobalah font Lucida Console, Lucida Sans Typewriter, Verdana, Tahoma, Trebuchet MS. dan masih ada lainnya lagi. Saya sendiri suka Trebuchet MS., tampaknya cantik, fisiknya jelas dan rangkaian hurufnya enak dibaca.



Lambat Tapi Cermat

Arial adalah jenis huruf sans-serif, font tanpa kait. Menurut ilmu perhurufan (tipografi) membaca teks font sans-serif lebih lambat dibandingkan dengan membaca teks font serif. Akan tetapi kecepatan membaca tidak selalu menguntungkan. Bisa berakibat turunnya tingkat konsentrasi sehingga apa yang dibaca hanya sedikit yang terekam dalam otak. Menurut Kusrianto 1, "Membaca sans-serif mata atau perhatian pembaca dituntut untuk berjuang 10% lebih kuat untuk menangkapnya. Untuk itu, diasumsikan bahwa informasi yang mengalir ke otak akan tinggal dan mebekas lebih lama sehingga diperoleh rekaman yang lebih baik"

Sans-Serif Untuk Tulisan Ilmiah.

Sehubungan hal tersebut di atas, saya beranggapan bahwa buku ajar/ buku pelajaran, skripsi/Pengantar Tugas Akhir, laporan penelitian, tulisan ilmiah dan sebangsanya, ditulis dengan font sans-serif. Agar apa yang dibahas di dalamnya dibaca dengan cermat sehungga terekam dengan baik di dalam otak. Kusrianto menambahkan 2, "Trik penggunaan huruf semacam ini, adalah pemaksaan yang baik agar pembaca tanpa ia sadari akan membaca sedikit lebih lama tetapi akan lebih efektif menangkap informasi yang disampaikan."

Sans-Serif vs Serif

Font sans-serif umumnya memiliki bentuk fisik yang jelas bila diproyeksikan pada layar. Ebaliknya, font serif tampilannya tidak sekuat sans-serif bila diproyeksikan pada layar. Terutama bila dilihat dari jarak yang jauh. Hal ini disebabkan bentuk fisiknya yang tebal tipis. Dengan demikian, untuk slaid presentasi disarankan menggunakan font sans-serif, seperti Arial, Verdana, Tahoma, Helvetica.

Memang, naskah dengan menggunakan font serif pada halaman buku lebih enak dibaca dan Nampak indah. Menurut Sihombing 3, "Melihat dari segi fungsinya, serif bertindak sebagai pengait yang secara maya dapat menjembatani ruang antara huruf yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu, huruf serif dapat menyebabkan kerja mata menjadi lebih ringan pada saat membaca naskah dengan jumlah kata yang banyak."

"A serifed typeface, such as Palatino, is recommended for printed text. A sans-serif typeface, such as Helvetica, is well suited to projected visuals." Kata Heinich 4.

Menurut saya

Selama tulisannya dalam bahasa Indonesia Arial tidak masalah dengan dengan huruf "i" besarnya. Toh tulisa "Ilmiah" tidak akan dibaca "Llmiah" dan "Ilustrasi" tidak akan dibaca"Llustrasi". Font sans-serif baik digunakan untuk buku ajar/pelajaran, skripsi, tulisan ilmiah, jurnal dsb. Demikian juga untuk slaid presentasi

Bagaimana menurut Anda?


 

  1. Kusrianto, Adi. Tipografi Komputer untuk Desain Grafis. Jakarta: Gramedia, 2004
  2. idem
  3. Sihombing, Danton. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia 2001
  4. Heinich, Robert et al. Instructional Media and Technologies for Learning. NY: Merril Prentice Hall, 2002


 


 


 


 

Jumat, 20 Februari 2009

Kantong Plastik Mengancam Dunia*


Diperkirakan, 500 juta sampai satu milyar kantong plastic dikonsumsi di seluruh dunia setiap tahunnya. Jika plastic-plastik tersebut dibentangkan, dapat membungkus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat. Wow!


 

Oleh: Diah Ayu Purnamasari

Kantong plastic atau biasa disebut kresek, tidak kita sadari, menjadi salah satu bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Setiap kita belanja, baik di pasar tradisional maupun di pasar swalayan, kita sering diberi kantong plastik untuk membawa barang-barang belanjaan. Setelah sampai di rumah, kantong plastik ini tidak diperlukan lagi, lalu dibuang menjadi sampah. Nah inilah yang menjadi masalah, sebab sampah kantong plastik sukar mengurai.

Memang, kantong plastik bekas sebagian akan terurai dalam bentuk karbonoksida, air dan kompos dalam waktu satu atau dua bulan. Namun perlu diingat bahwa kandungan kimia dalam kantong plastik juga dapat menyebabkan keracunan. Salah satu yang paling berbahaya adalah tinta kantong plastik. Sayangnya dampak negatif kantong plastik ini tidak disadari masyarakat atau bahkan tidak dihiraukan sama sekali.

Pada umumnya, warga kota Jakarta menangani sampah dengan membuangnya sembarangan, membakarnya, menimbunnya ke dalam tanah atau membuangnya ke sungai. Salah satu jenis sampah yang banyak dibuang adalah kantong plastik/kresek yang sukar mengurai. Plastik-plastik ini berserakan dan menumpuk di mana-mana, memenuhi aliran sungai dan menyumbat saluran drainase mengakibatkan banjir.

Anggota Dewan Pakar, Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS), Supardiyono Sobirin, mengemukakan data statistik sampah Bandung yang mencengangkan. Sobirin mengatakan, tiap hari kota Bandung menghasilkan 6.000 m3 sampah. Sebanyak 65%-nya merupakan sampah organik, sisanya non organik dan 5% dari sampah non organik merupakan sampah kantong plastik. Berat total sampahnya setara 100 ekor gajah dan plastiknya bisa menutupi 50 lapangan sepak bola.

Pernyataan di atas diperkuat Dosen Program Studi Teknik Lingkungan ITB, M.Chairul. Menilik dari kejadian longsor di Leuwi Gajah tahun 2005, sampah yang longsor didoninasi oleh sampah plastik. Dari sisa longsor isinya juga didominasi olah sampah plastik. Bukti nyata, bahwa sampah sejak 30 tahun sudah didominasi sampah plastik, khususnya kantong plastik atau kresek.

Menurut situs Departemen Pekerjaan Umum (DPU) dalam satu tahun Indonesia menghasilkan kira-kira 40.000 ton sampah plastic. Jadi, bayangkan saja kapan berton-ton sampah kantong plastik akan terurai tanah, padahal belum terurai sudah numpuk kembali sampah baru.

Diperkirakan, bahwa 500 juta sampai satu milyar kantong plastik/kresek dikonsumsi di seluruh dunia setiap tahunnya. Ini berarti dalam satu menit dapat mencapai satu juta kantong plastik. Jika plastik-plastik ini dibentangkan dapat membungkus pemukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat. Wooow!!!


 

Jalan keluarnya? Kurangi kresek, ganti dengan kantong kertas.


 

  • Cuplikan dari Skripsi Pengantar Tugas Akhir DKV (2009), FSRD Trisakti, dengan judul "Peranan DKV dalam Kampanye Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik"
  • Judul di atas & edit oleh: Simpay
  • Gambar: Rancangan poster oleh Diah A. Purnamasari (091.04.218)

Jumat, 13 Februari 2009

Shalat, Kiblatnya "Hulu" Kereta Api

Dikutip dari: "Shalat itu Wajib Hukumnya" dengan judul "Berjamaah dalam Gerbong Kereta Api": http://memedsakri.blogspot.com/

Dalam tour Bandung-Bali guru-guru suatu SMA Bandung, pag-pagi dari Surabaya naik kereta api menuju Banyuwangi untuk selanjutnya disambung feri ke Gilimanuk, Bali. Semuanya duduk dalam satu gerbong.

Sekitar tengah hari, waktu dzuhur tiba, salah seorang guru mengumandangkan adzan. Selesai adzan masing-masing mengambil wudu, tayamum. Setelah itu terdengar iqomah dan salah seorang guru duduk di tempat terdepan menjadi imam dan semuanya melaksanakan shalat dzuhur berjamaah dengan duduk. Kiblatnya menurut "hulu" kereta api. Semua arah adalah kiblat Allah.

"Dan kepunyaan Allah Timur dan Barat. Ke mana saja kamu menghadap (waktu shalat) di situlah wajah (keridaan) Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) dan Maha Mengetahui" (Al Baqarah: 115)

Presentasi

Presentasi adalah proses penyampaian pesan, berupa paparan, baik formal maupun tidak formal, dengan menggunakan berbagai cara untuk mencapai tujuan. Istilah "presentasi" berasal dari bahasa Belanda "presentatie", bahasa Inggris "presentation". Menurut Kamus Inggris-Indonesia (John M.Ekhols & Hasan Shadily, 1977) "presentation" artinya "penyajian" (of a speech). Padanannya adalah "pemaparan". Kata kerjanya mempresentasikan (memresentasikan), memaparkan, menyajikan. Pembicaranya disebut presenter, penyaji, pemapar. Pendengarnya dikatakan sebagai hadirin, peserta, pendengar, audience.
 

Formal >< Tidak formal

Pada umumnya, bila mendengar kata "presentasi" orang teringat pada seminar, symposium, konperensi, loka karya, laporan penelitian, siding ujian sarjana, pengukuhan guru besar dsb. yang semuanya bersifat formal. Akan tetapi, presentasi ada juga yang bersifat tidak formal (informal). Kata Ronald D.Adler, dalam bukunya Communicating at Work (1996:288),

"While some business and professional presentations are formal, full-dress performances before large audiences, most are comparatively informal talks to a few people or even a single person. If you drop into your boss's office and say, "Do you have a few minutes? I have some information that may help us cut down our travel expenses." You're arranging a presentation. You're also delivering a presentation when you teach the office staff how to use the new phone system, explain the structure of your department to a new employee, or explain to management why you need a large budget."

Dengan demikian, apabila seorang karyawan memaparkan rencana kerjanya kepada atasan, pimpinan menjelaskan tugas masing-masing bagian dalam rapat, mahasiswa menjelaskan rencana skripsinya kepada pembimbing, dosen/guru mengajar di kelas, tukang obat pinggir jalan memaparkan khasiat jualannya, salesman menawarkan suatu produk ke ibu rumah tangga, bahkan seorang upline dari MLM yang menjelaskan usahanya kepada seorang calon downline-nya di terminal bis, mereka semua melakukan presentasi (pemaparan). Dalam hal ini presentasi tidak formal.

Selasa, 10 Februari 2009

Cara Berpakaian Orang Tasikmalaya Tempo Doeloe*



Gambaran cara orang Tasikmalaya berpakaian pada jaman Sukapura, sebelum dirobah oleh Bupati Sukapura ke-11, Wiraadegdaha (1855-1875), karena dianggap tidak paktis, kurang pantas dan kuno.



Orang Tasikmalaya, pada umumnya senang akan warna cerah, warna-warni dan hiasan. Demikian pula cara berpakaiannya, mulai dari kain kebayanya, kain batiknya, selendang sampai selopnyapun berwarna dan penuh hiasan. Hal ini terlihat pula pada ragam hias kerajinan tangannya, terutama kerajinan tangan payung geulis, kelom geulis, batik dan sulaman.

Bagaimana cara berpakaian orang Tasikmalaya tempo doeloe, ketika Tasikmalaya masih bernama Sukapura (1632 – 1913)? Waktu itu, Pakaian para menak wanitanya berupa baju jubah, semacam kebaya panjang sampai betis, ditambah selendang panjang yang disampirkan di atas pundak, terjurai ke belakang. Wanita yang bukan anggota kabupaten, yang disebut istri-piluaran, kalau menghadap bupati ke atasnya berpakaian seperti penari. Bagian dadanya ditutup lilitan selendang sebagai ”apok”, dengan demikian bagian atasnya terbuka. Kalau prianya, golongan menak dan pertengahan menyelipkan keris di pinggangnya, sedangkan golongan rendahan membawa golok.

Cara berpakaian seperti ini, oleh Bupati Sukapura ke-11, Wiraadegdaha (1855-1875), dianggap tidak praktis, kurang pantas dan kuno. Oleh karena itu oleh Bupati disederhanakan, disesuaikan dengan keadaan jaman. Cara berpakaian orang Tasikmalaya, sebelum diadakan perobahan, digambarkan secara rinci oleh Raden Abdullah Saleh dalam bukunya ”Sadjarah Sukapura” dalam bentuk dangding, yang dikutip Patih Raden Sastranegara dalam ”Pangeling-ngeling 300 Taun Ngadegna Kabupaten Sukapura /Tasikmalaya, 1933 (Hal.31)”.

Foto.2
”............. baheula mah jaman sepuh, para istri menak-menak, baju jubah ninggang bitis, dikekemben ngalempay panjang ka tukang.

Ari istri piluaran, lamun marek ka bupati, makena karembong dua, dipake apok sahiji, nu hiji nyalindang nyampir, dina taktak kagugusur, karembong Darmayu modang, atawa Cinde palangi, teu dibaju awakna tembong ngaliglag”.

Ari mungguh pamegetna, panganggona menak-kuring, sinjang gincu sabuk jamblang, nyoren duhung tebeh gigir, raksukan senting purikil, poleng atawa cit salur, nu pang alusna Madras, sarta tara nganggo lapis, ari lain midang atawa angkat mah.

Udeng wedal Sukapura, batik hideung Sawunggaling, mun soga Gunawijaya, atawa Gambir saketi, Modang beureum ngatumbiri, , dasar koneng hurung ngempur, carecet poleng Banggala, nganggo ambar ting garawing, digamparan lilingga tanduk bubutan.

Mungguhing di cacah-cacah, totopong balangkreng sisi, sabuk saten nyoren gobang, totopong dipasang tegil, baju kamsol make kancing, emas hurung tinggalebur, carecet jimpo kasar, digantelan catut beusi, ali loklak dudukuy beulah kalapa.”



(........ dahulu jaman orang tua kita, istri bangsawan mengenakan baju jubah sampai betis, memakai selendang panjang terjurai ke belakang.

Kalau istri rakyat biasa, bila menghadap bupati, mengenakan dua buah selendang, yang satu dipakai penutup dada, yang satu lagi disampirkan di atas pundak terseret-seret, selendang Darmayu modang atau Cinde palangi, tanpa mengenakan baju, badannya nampak terbuka.

Kalau prianya, golongan bangsawan dan pertengahan, memakai kain merah dengan ikat pinggang ”jamblang”. Keris terselip di pinggang, pakaian ”senting”, motif poleng atau kain salur (belang), yang paling baik kain Madras, tidak memakai lapis kalauu bukan berdandan atau bepergian.

”Udeng” (tutup kepala) keluaran Sukapura, batik hitam Sawunggaling, kalau soga Gunawijaya, atau motif Gambirsaketi, ”modang” merah macam pelangi, dasar kuning menyala, sapu tangan ”poleng” (loreng) Banggala, memakai ”ambar” bergantungan, memakai alas kaki kayu ”gamparan” dengan ”lilingga” (tonjolan yang dijepit ibu jari kaki dan lelunjuk jari kaki), tebuat dari bahan tanduk yang dibubut.

Kalau golongan rendahan, memakai ikat kepala ”balangkreng sisi”. Ikat pinggang kain saten dan menyandang golok. Ikat kepala dipasang model ”tegil”, baju ”kamsol” memakai kancing warna mas menyala gemerlapan. Sapu tangannya ”jimpo” (sapu tangan besar) kasar, digantungi ”catut” besi, cincin ”loklak”, topi seperti kelapa dibelah. (GS))

---------------------------------------------------------

Foto 2. Permainan dakon (Congklak ?) anak Djogdja tempo doeloe. Mengenakan baju tutup dada model apok (?). Sumber: http://www.tembi.org/ (Sartono: Europese Bibliotheek-Zaltbommel, Nederland.

Catatan:
Masih banyak istilah bahasa Sunda yang tidak dapat penulis terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,seperti ikat pinggang”jamblang”,pakaian ”senting”, ”modang”, ”ambar” dan lain-lain. Berangkali ada di antara pembaca yang dapat menjelaskannya. Terima kasih.

*Cuplikan dari Tesis Gandjar Sakri: ”Kerajinan Tangan Tasikmalaya”, Seni Rupa ITB, Bandung, 1974.

Senin, 09 Februari 2009

Manfaat Blog Buat Aki-aki Goblog


Sobat bilang saya ini aki-aki goblog. Maksudnya aki-aki go-blog, he,he,he, suka ngeblog kaya orang muda. Tapi menurut saya, ngeblog bukan cuma mengasyikkan, tapi juga banyak manfaatnya buat manula seperti saya. Paling tidak, ya buat saya sendiri. Coba simak, ngeblog itu:

  • Menghindari kepikunan, karena otak kita dibuat aktif, berpikir, mengingat, menyusun kalimat menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan.
  • Menimbulkan gairah hidup, di samping kegiatan manula, nyapu, ngurus tanaman, baca, olahraga, ngobrol dsb. ada variasi kegiatan yang mengasyikkan, hidup tidak membosankan.
  • Menjalin silaturahmi, menambah kenalan, persaudaraan, dengan saling berkunjung , berbagi pengalaman sesama blogger.
  • Tambah ilmu. Dengan merkunjung ke blog orang lain, tentu saja kita bertambah ilmu.
  • Kalau tulisannya bermanfaat bagi orang lain dan digunakan sebagai amalan positif serta berkelanjutan sebagai ilmu yang bermanfaat, insyaallah menjadi pahala yang terus mengalir bila kita telah tiada. Sabda Rosulullah, "Jika anak Adam meninggal, maka amalannya terputus kecuali dari tiga perkara, 1) sedekah jariyah (wakaf), 2) ilmu yang bermanfaat dan 3) anak shaleh yang berdo'a kepadanya." (HR.Muslim)
  • Dari kesemuanya itu, insyaallah menjadikan kita berpikiran positif, sehat dan panjang usia.

Mungkin masih banyak lagi yang dapat Anda tambahkan. Tentu saja, segi negatifnya juga ada ialah suka lupa waktu.

Nah, bagaimana pendapat Anda?

Senin, 02 Februari 2009

MemSakri: Perkembangan komunitas2 sejak Yahoo! Groups, Blog, Friendster sampai Facebook

MemSakri: Perkembangan komunitas2 sejak Yahoo! Groups, Blog, Friendster sampai Facebook

Siap & Istri Tentara

Cerita Kenangan waktu Aster lahir (budak anu kahiji). Kuring ditugaskeun ka Bali, padahal pamajikan keur bureuyeung waktuna ngajuru. Untung aya pun adi Tin Sakri.


Pikeun tentara mah ucapan "siap" teh kawas geus nonghol di antara dua biwir, lamun digebrag saeutik bae ku parentah, langsung dijawab spontan "siaap!". Aya hiji kajadian "siap" anu lucu. Dina hiji poe, kuring nyaksian Letnan hiji jeung Sersan adu regeng parea-rea omong. Teuing naon pasalna mah, tapi sigana pa Letnan teh kapepet eleh argumentasi. Na atuh ari gorowok teh manehna mere komando, "Siap, kamu!" "Siaaap!" ceuk si Seran spontan bari langsung sikap sampurna. "Bubar", ceuk pa Letnan. Si Sersan balik kanan, tuluy ngaleos indit ninggalkeun pa Letnan. Perdebatan rengse.

Kuring oge kungsi katiban "siap", sanajan keur nyanghareupan persoalan kulawarga. Harita, waktu pangkat Kapten, kuring ditugaskeun marengan tentara Singapura ka Kodam Udayana Bali, saminggu lilana. Padahal, pamajikan (Tjut Hayatun Safrina) keur bureuyeung ngandung anak anu kahiji. Saur Dokter, dina minggu-minggu ieu pibroleunana ngajuru the. Kuring ngajukeun kaabotan ka Komandan bari nerangkeun yen pamajikan waktuna ngajuru. "Ini perentah!" saur Komandan, "Cuma kamu yang pantas mendampingi tamu Singapura ini. Laksanakan!" saurna tegas, nada parentah. "Siap. Laksanakan!" ceuk kuring spontan bari sikap sampurna, sanggeus saluir, mere hormat, tuluy balik kanan.

Kaluar ti kamar Komandan kuring mikir, naha kuring make langsung ngomong "Siap, laksanakan" sagala, padahal lamun kuring nyoba ngeceskeun deui persoalannana, yen pamajilakan waktuna ngajuru, bisa jadi tugas teh dioper ka nu sejen. Bisa wae Komandan teh luntur manah, karunyaeun, kapan anjeunna oge kagungan istri. Tapi, dipikir deui, piraku tentara cengeng. Ahirna, kuring gilig bae rek "melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya". Tilu poe ti harita, kuring miang ka Bali, marengan dalapan urang tentara Singapura tea, naek bis Hankam dibaturan Pembantu- letnan. Pamajikan ditungguan adi awewe Tin Sakri (Nuhun Tin), anu ngahaja datang ti Bandung jeung dititipkeun ka tatangga papada tentara.

Gancangna carita, balik ti Bali langsung ka komplek. Datang ba'da magrib, manggihan imah teh paroek, sepi. Ceuk tatangga, tadi sore pamajikan teh dianteurkeun ka rumah sakit (RSCM). Datang ka rumah sakit, alhamdulillaah bayi teh geus lahir, awewe (Aster Permatasari), ditungguan ku adi jeung tatangga. Budak jeung indungna salamet, sanajan bayi teh lahirna dibantu ku alat. Karunya teuing ku indung budak, ngalahirkeun teu ditungguan ku salaki, padahal ngalahirkeun anu munggaran. Tapi nyakitu atuh, risiko jadi istri tentara.



(Foto di luhur: Aster umur 5 taun)

Minggu, 01 Februari 2009

MemSakri: Pengaruh Lingkungan

MemSakri: Pengaruh Lingkungan

Dari Sukapura Ke Tasikmalaya

Setelah berpindah-pindah, pada tahun 1901 pusat pemerintahan dipindahkan dari Manonjaya ke kota Tasikmalaya sekarang, sedangkan nama Tasikmalaya baru digunakan tahun 1913.

Pusat kotamadya Tasikmalaya, pada mulanya, tidak di tempat yang sekarang kita kenal kota Tasikmalaya, akan tetapi terletak di sebelah selatannya di kecamatan Sukaraja sekarang. Pada saat itu belum bernama Tasikmalaya akan tetapi bernama Sukapura. Nama Sukapura berasal dari kata ”Soka Pura” yang berarti ”Jejer Karaton” atau Tiangnya Istana (soka = tiang, pura = istana)1).

Setelah berpindah-pindah dari Sukaraja ke Banjar, lalu ke Manonjaya, maka pada tanggal 1 Oktober 1901, oleh bupati Wiratanuwangsa (1901-1908), pusat pemerintahan dipindahkan dari Manonjaya ke kota Tasikmalaya sekarang. Akan tetapi sebutan kabupaten masih tetap Sukapura. Baru pada pemerintahan bupati Wiratanuningrat (1908-1937), tahun 1913 nama kabupaten Sukapura diganti menjadi kabupaten Tasikmalaya.


Dalam buku ”Pangeling-ngeling 300 Taun Ngadegna Kabupaten Sukapura (Tasikmalaya)” dikatakan bahwa sebutan ”tasikmalaya” berasal dari kata ”tasik” yang berarti ”situ” atau danau dan ”malaya” berarti gunung 2). (Di samping itu, ada pula yang mengatakan, sebutan ”tasikmalaya” berasal dari kata ”keusik ngalayah” atau pasir berserakan, akibat letusan gunung Galunggung).


-------------------------------------------------------------------------------
1, 2 Patih Rd. Sastranegara, Pangeling-ngeling 300 Taun Ngadegna Kabupaten Sukapura (Tasikmalaya), 1933.

Jumat, 30 Januari 2009

Salamet gara-gara taledor

Poe Kemis, tanggal 29 Januari 2009, pukul satengah dua janari, opat urang penjahat gagal maling mobil tatangga gigireun imah, lantaran kaget ngadenge sora alarem mobil kuring. Padahal pintu pager beusi geus kabuka, diruksak make gunting tralis. Hanjakal malingna henteu katangkep, lantaran kaburu kabur make mobil anu diparkir hareupeun imah.

Harita teh, anak kuring Andika Rizki keur anteng lalajo pilem TV. Manehna curiga ngadenge sora mobil bulak-balik di jalan hareupeun imah. Ari ditoong tina jandela bener aya mobil jalan lalaunan, muter, terus parkir hareupeun imah.

Lantaran bisi kumaha onam, da mobil kuring diparkir di carport deukeut panto pager, anak kuring mencet remote control maksudna keur ngayakinkeun yen mobil teh dikonci. Henteu disangka-sangka alarem mobil disada tarik pisan jeung ribut. Atuh tatangga harudang, pikiranana imah kuring kaasupan maling. Numatak alarem disada panto mobil nutupna kurang rapet, gara-gara pamajikan anu markir mobil taledor nutup panto mobil henteu sampurna, padahal biasana pamajikan teh cerewed pisan kanu sejen mah, omat-omatan panto mobil kudu dikonci.

Tah gara-gara pamajikan taledor tatangga salamet henteu jadi kapalingan mobil. Saur Pa Ustadz, ieu kajantenan teh sanes ”kaleresan” taledor, tapi Allah anu ngatur.