Jumat, 05 Juni 2009

Tiang Masjid Al-Mukarromah Keluarkan Minyak


Kalimantan Selatan dikenal sebagai derah yang banyak menyimpan bukti sejarah perkembangan Islam, salah satu peninggalannya Masjid Al-Mukarromah di Desa Banua Halat Kiri, Kabupaten Tapin. Di bawah ini saya kutipkan berita dari Kompas.com tentang Masjid Al-Mukarromah yang salah satu tiangnnya mengandung misteri.

Masjid ini selalu diminati wisatawan karena salah satu tiang utama penopang masjid yang berarsitektur Banjar itu terus mengeluarkan minyak. Meski masjid itu telah berusia tua, minyak di tiang itu tidak pernah kering.

Setiap wisatawan yang berkunjung ke mesjid tersebut merasa takjub akan fenomena alam itu yang merupakan salah satu tanda kebesaran Allh SWT. Banyak di antara mereka berebut mengelus tiang berminyak tersebut dengan kapas, tisu hingga lembaran uang kertas. Berbagai niat dan permintaan pun mereka utarakan saat mengusap tiang berminyak itu.

"Itu adalah bukti kebesaran Allah SWT. Sebagai mahluk yang lemah, kita hanya bisa memohon kepada-Nya", kata seorang ibu yang berharap agar dengan minyak itu dapat disembuhkan dari penyakit yang dideritanya.

Untuk menuju masjid tersebut, pengunjung dapat menggunakan transportasi darat dari kota Banjarmasin dengan waktu tempuh sekitar tiga jam atau berjarak kurang lebih 120 km.
Pengelola Masjid Al-Mukarromah, Yahya (51) mengatakan, masjid itu memiliki sejarah panjang. Tidak diketahui secara jelas kapan pertama kali dibangun oleh Datu Ujung dari Sumatera. Yang jelas masjid tersebut dibangun untuk kedua kalinya pada tahun 1862 setelah sempat dibakar Belanda.

"Pada saat terbakar, hampir seluruh material bangunan masjid yang terletak di tepian sungai itu habis ludes dimakan si jgo merah. Yang tersisa hanya satu tiang utama yang kini terus mengeluarkan minyak itu". Kata Yahya.

Pada tahun 2008, masjid itu pernah mendapatkan penghargaan Muri karena tercatat sebagai penyelenggara kegiatan Baayun Maulid, ialah tradisi mengayun anak saat bulan Maulid. Jumlah peserta saat itu mencapai 1.544 orang yang diayun di berbagai lokasi di sekitar masjid.

Yahya menjadi pengelola sejak 1988 menggantikan ayahnya Mawi., yang meninggal pada usia 70 tahun dan telah bertindak sebagai pengelola selama 17 tahun.

Keberadaan masjid tua yang terbuat dari kayu ulin atau kayu besi itu banyak menarik perhatian kaum muslimin dari berbagai daerah, terutama pada bulan Maulid. Mereka datang dari berbgai tempat, seperti kota-kota di Pulau Jawa atau sejumlah kota lain di Kalimantan.

________________________
Foto :Masjid Al-Mukarromah = http://rhiel.blogdrive.com/ Foto : Baayun Maulid =http://bp3.blogger.com/

1 komentar: