Sabtu, 18 April 2009

Dendeng Sapi Isi Babi




Di koran, televisi, radio, santer diberitakan adanya dendeng dan abon sapi haram yang beredar di pasaran. Dendeng dan abon sapi tersebut positif mengandung DNA (asam deokrisibo nukleat) babi/celeng. Hal ini diungkap Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berdasarkan penelitiannya di enam kota, Bandung, Bogor, Jakarta, Jambi, Semarang dan Surabaya.

Setelah dilakukan uji sampel terhadap 35 merek dendeng dan abon sapi, yang terdiri atas 15 dendeng dan 20 abon sapi, ditemukan ada lima merek dendeng dan abon sapi mengandung DNA babi/celeng. Kelima merek dendeng dan abon sapi haram tersebut adalah:

  1. Dendeng/abon sapi Gurih, cap Kepala Sapi, 250 gram. Produsen tidak diketahui
  2. Abon/dendeng sapi, cap Limas. Produsen Langgeng. Salatiga (tapi fiktif)
  3. Abon/dendeng sapi Asli, cap A.C.C. Produsen tidak diketahui
  4. Dendeng sapi Istimewa, merek Beef Jerky Lezaaat. Produksi MDC Food Surabaya
  5. Dendeng sapi Istimewa No.1, cap 999. Produksi S. Hendropurnomo Malang
    Abon/dendeng daging babi, antara lain, bisa dikenali dari serat dagingnya yang lebih lembut. Warnanya juga tampak lebih muda dari produk daging sapi. (Sumber REPUBLIKA, 17 April 2009

Menurut Kepala BPOM, Husniah Rubiana Thamrin, kelima produk haram tersebut mencantumkan nomor pendaftaran produk, tapi nomor tersebut punya perusahaan lain. Produk yang mencantumkan nama produsen, alamatnya tidak jelas. Bahkan ada yang mencantumkan stempel halal dari Majlis Ulama Indonesia (MUI) segala.

Saya pikir, daging yang dipakai bahan dendeng dan abon adalah daging celeng tangkapan dari hutan, harganya murah. Produk tersebut adalah olahan industry rumah tangga. Cuma, bagaimana hal ini bisa terjadi? Bagaimana pengawasannya? Tentu saja pelakunya harus dihukum, karena telah menipu masyarakat. Koq tega, ya.

Senin, 13 April 2009

Salam Islam

Seorang lelaki bertanya kepada Nabi saw. "Bagaimanakah Islam yang baik itu ya Rosulullah?" Rasul menjawab, "Berilah makan kepada orang yang memerlukannya dan ucapkanlah salam baik kepada orang yang sudah kamu kenal maupun orang yang belum kamu kenal". (HR. Bukhari-Muslim).

Salam dalam Islam adalah "Assalaamu'alaikum," yang artinya "semoga kamu sekalian selamat". Ini adalah salam singkat, adapun yang lengkapnya adalah "Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh". Semoga kamu sekalian selamat dan semoga rahmat dan barokah Allah terlimpahkan kepada kamu sekalian. Salam ini dalam bentuk jamak, "kum" artinya kamu sekalian, tapi berlaku untuk tunggal dan jamak, artinya bisa diucapkan pada satu orang atau banyak orang. Bentuk jamak seperti ini merupakan bentuk penghormatan.

Salam dalam Islam merupakan do'a keselamatan dan kesejahteraan dunia dan akhirat, dan mempunyai kedudukan yang sangat penting, sehingga ia dikaitkan dengan proses keimanan dan merupakan tali pengikat silaturrahim. Sabda Rosulullah saw.:
"Demi Dzat yang jiwaku dalam genggaman-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga, sehingga kalian beriman, kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Tidakkah telah aku tunjukkan sesuatu kepadamu yang apabila kalian lakukan, kalian akan saling mencintai, sebarkanlah salam di antara kalian".
(HR. Abu Dawud).

Sholat diakhiri dengan ucapan salam. Setelah kita mengadakan hubungan dengan Allaah, maka kita kembali mengadakan hubungan dengan manusia, diawali dengan mengucapkan salam kepada saudara seiman di sekitar kita.

Orang yang mendahului mengucapkan salam sunnah hukumnya, sedangkan menjawab salam adalah wajib hukumnya. Akan tetapi, orang yang mendahului mengucapkan salam itulah yang utama. Sabda Rosulullah saw.: "Sesungguhnya sebaik-baik manusia bagi Allah adalah yang mendahului yang lain dengan salam".
(HR. Abu Dawud). Menjawab salam hendaklah dengan jawaban salam yang lengkap. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya, "Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan lebih baik atau balaslah dengan yang serupa".
(Q.S.An-Nisa:86)

Salam Islam merupakan do'a, penghormatan, tali pengikat silaturrahim, begitu dalam maknanya. Oleh karena itu, sebagai orang Islam, alangkah baiknya bila salam Islam kita pergunakan di mana saja pada setiap kesempatan dalam pergaulan sehari-hari, di rumah tangga, di lingkungan pemukiman, di masyarakat, di tempat kerja. Dan betapa indahnya bila setiap kita bertemu atau akan berpisah, kita bertegur sapa, saling mendo'akan, saling menghormati, mempererat silaturrahim dengan salam Islam "Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh".